Jumat, 05 Desember 2014

HIDAYAH ALLAH LEBIH BERHARGA DARI UNTA MERAH


Dalam pergerakan Islam, aset utamanya bukan harta, gedung-gedung yang dimiliki, ataupun pos-pos jabatan strategis yang telah diraihnya. Yang menjadi aset utama gerakan (rashidul harakah) adalah kader. Satu orang kader tidak dapat dibandingkan dengan sekian milyar dana, karena menyadarkan seseorang hingga mendapatkan hidayah adalah pekerjaan amat besar yang tidak bisa ditukar dengan materi seberapapun. 

   Rasulullah SAW sendiri telah memberikan kabar betapa besarnya “nilai” hidayah, hingga satu orang saja yang berhasil didakwahi, itu lebih baik dari unta merah. Seperti telah kita ketahui bahwa Unta merah adalah harta yang paling dibanggakan bangsa Arab saat itu,tidak ada yang lebih berharga dari itu (Muhammad ‘Allan, I/336).

Baginda Rasulullah SAW juga bersabda (yang artinya), “Siapa saja yang menunjukki orang lain pada kebaikan, bagi dirinya pahala yang serupa dengan orang yang melakukan kebaikan itu.” (HR Muslim).

Oleh sebagian ulama, hadits-hadits ini dijadikan dalil atas keutamaan berdakwah atau menyampaikan hidayah Islam kepada manusia. Hadits ini juga menunjukkan arti pentingnya mengamalkan atau menyebarluaskan ilmu. Bahkan ilmu yang diamalkan atau disebarluaskan merupakan salah satu amalan yang pahalanya akan terus mengalir kepada pelakunya meski ia telah wafat. Hal ini sebagaimana sabda Baginda Nabi SAW (yang artinya), “Saat anak Adam meninggal, terputus segala (pahala) amalnya, kecuali tiga: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang selalu mendoakan dirinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Dari Sahl bin Sa’ad, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda saatperang Khoibar,

« لأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلاً يُفْتَحُ عَلَى يَدَيْهِ ، يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ، وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ » .فَبَاتَ النَّاسُ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَى فَغَدَوْا كُلُّهُمْ يَرْجُوهُ فَقَالَ « أَيْنَ عَلِىٌّ » . فَقِيلَ يَشْتَكِى عَيْنَيْهِ ، فَبَصَقَ فِى عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ ، فَبَرَأَ كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ ، فَأَعْطَاهُ فَقَالَ أُقَاتِلُهُمْ حَتَّى يَكُونُوا مِثْلَنَا . فَقَالَ « انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ، ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الإِسْلاَمِ ، وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ ، فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ »

Sungguh akan diberikan bendera (yang biasa dibawa oleh pemimpin pasukan, -pen) besok pada orang yang akan didatangkan kemenangan melalui tangannya di mana ia mencintai Allah dan Rasul-Nya, lalu Allah dan Rasul-Nya pun mencintai dirinya.” Lalu kemudian para sahabat bermalam dan mendiskusikan siapakah di antara mereka yang nanti akan diberi bendera tersebut. Tiba waktu pagi, mereka semua berharap-harap bisa mendapatkan benderaitu. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah bertanya, “Di mana ‘Ali?” Ada yang menjawab bahwa ‘Ali sedang sakit mata. (Lalu ‘Ali dibawa ke hadapan Nabi, -pen), lantas beliau mengusap kedua matanya dan mendo’akan kebaikan untuknya. Lantas ia pun sembuh seakan-akan tidak pernah sakit sebelumnya. Lantas bendera tersebut diberikan kepada ‘Alidan ia berkata, “Aku akan memerangi mereka hingga mereka bisa seperti kita.”
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jalanlah perlahan-lahan ke depan hinggakalian sampai di tengah-tengah mereka. Kemudian dakwahilah mereka pada Islam dan kabari mereka tentang perkara-perkara yang wajib. Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.” (HR. Bukhari no. 3009 dan Muslim no. 2407).

Beberapa faedah dari hadits di atas:
1- Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ‘Ali bin Abi Tholib tidak mengikuti awal peperangan Khoibar.
2- Keutamaan ‘Ali bin Abi Tholib karena ia disebut sebagai orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, begitu pula Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Hadits ini sekaligus sanggahan bagi kalangan Khawarij yang mendeskreditkan ‘Ali radhiyallahu ‘anhu.
3- Allah memiliki sifat mahabbah atau cinta.
4- ‘Ali memiliki kesempurnaan dalam ittiba’ atau mengikuti petunjuk Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- sehingga Allah mencintainya.
5- Mencintai ‘Ali adalah tanda keimanan. Membenci ‘Ali adalah tanda kemunafikan.
6- Allah akan mendatangkan kemenangan melalui tangan ‘Ali. Ini pun terbukti dan menjadi bukti akan benarnya kenabian Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam.
7- Para sahabat sangat bersemangat melakukan kebaikan. Sebagai tandanya, mereka selalu berdiskusi dalam hal-hal baik. Hal ini menunjukkan tingginya ilmu dan iman mereka.
8- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan ‘Ali dan ini menandakan selayaknya pemimpin menanyakan mengenai keadaan rakyatnya yang tidak bisa hadir.
9- Setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap dan mendo’akan kebaikan pada ‘Ali, maka ia tidak pernah merasakan sakit mata dan tidak pula merasakan lemahnya penglihatan sama sekali.
10- Wajib beriman kepada takdir karena orang yang tidak berusaha, malah mendapatkan bendera. Sedangkan yang telah berharap dari awal malah tidak mendapatkannya.
11- Hadits ini mengajarkan untuk tawakkal, menyandarkan hati pada Allah dan bukan pada sebab. Namun yang namanya tawakkal tetap dengan melakukan usaha. Dan melakukan usaha tidaklah menafikan tawakkal.
12- Adab ketika berperang yaitu jangan sampai suara yang menggelisahkan itu terdengar.
13- Hadits ini menunjukkan bahwa dakwah yang pertama dan utama adalah mendakwahkan tauhid dan anti syirik.
14- Yang dimaksud dakwah kepada syahadat laa ilaha illallah adalah dakwah untuk memurnikan ibadah untuk Allah dan menjauhi kesyirikan.
15- Berperang atau menyerang musuh dilakukan setelah sebelumnya didakwahi.
16- Setelah menerima Islam yaitu tauhid, maka mulai beralih pada ajakan untuk shalat, puasa,zakat dan haji.
17- Keutamaan dakwah ilallah.
18- Keutamaan seseorang yang di mana Allah memberi hidayah pada orang lain melalui perantaraannya, yaitu ia akan mendapat unta merah. Bahkan ia mendapatkan lebih dari unta merah yang menjadi harta berharga bagi orang Arab. Penyebutan unta merah hanyalah untukpendekatan pemahaman. Namun tetaplah kebahagiaan akhirat lebih daripada balasan dunia.
19- Boleh bersumpah dalam fatwa karena dalam hadits ini disebutkan, “Demi Allah, sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat perantaraanmu …”.

Sehingga dapat disimpulkan makna dari hadits tersebut diatas, diantaranya : 
1. Hidayah Allah itu tidak datang sendirinya kepada hamba-Nya. Meski Hidayah itu pasti datangnya dari Allah, tapi kontribusi kita dalam menyeru mengajak saudara kita menuju kebaikan dan menjadi jalan hidayah baginya adalah sebuah hal yang istimewa dihadapan Allah SWT. 

2. Hadits diatas juga bermakna pentingnya dakwah. Saling menyeru kepada kebaikan dan bersama-sama dijalan Allah, serta adanya generasi-generasi yang akan ikut serta dalam indahnya dakwah. Bagaimanalah jika generasi dakwah terputus hanya sampai sahabat-sahabat Nabi saja? Mungkin hidayah tidak akan sampai pada kita sekarang. Begitulah Allah mengatur itu semua. Kekuatan dakwah ini tentunya berkat campur tangan Allah, dan bahkan dengan izin-Nya. Maka patutlah kita sebagai generasi penerus dakwah ini, bersyukur atas kesempatan berada dalam jalan dakwah ini. 

3. Kebaikan berdakwah adalah lebih baik dari unta merah, yang kala itu adalah harta tertinggi nilainya. Kata ‘lebih baik’ itu adalah janji Allah kepada Nabi dan hamba-hambaNya yang benar-benar melakukan tugas dakwah. 

4. Tentunya pahala dakwah adalah pahala yang terbaik yang akan diberikan Allah kepada seorang kader dakwah. 

5. Hadits ini pun berarti, seorang kader dakwah seharusnya senantiasa bersemangat, dan aktif dalam menyeru kepada kebaikan, tidak berhenti dan bermalas-malasan dalam hal berdakwah. 
6. Dakwah itu adalah tugas setiap pribadi muslim. Dan dakwah adalah mengantarkan pada jaringan social yang luas. Dakwah tidak sempit, tapi dakwah adalah sebuah agenda besar semua muslim di dunia yang saling menyatukan tujuan dalam mencari keridhaan Allah. Sehingga dakwah tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan harus saling bekerjasma, berjalan beriringan dan saling mengkokogkan bangunan dakwah satu sama lain, sehingga islam menjadi kokoh dan kuat. 

7. Para kader dakwah adalah asset penting, yang dapat senantiasa menyebarkan hidayah Allah. Bukankah kita ingin banyak saudara jika hendak ke syurga kelak? Nabi Adam saja, tak betah di syurga jika hanya sendirian saja. Dan tentunya kita pun tak ingin jika kita, saudara-saudara kita termasuk kedalam golongan penghuni neraka menemani syetan terkutuk, naudzubillah. 

     Dalam sebuah pergerakan islam, tentu kader dakwah sangat penting. Bagaimanapun dakwah tanpa kader bagaikan rumah tak berpenghuni. Tentunya sebagai kader dakwah kita pun harus senantiasa menyiapkan diri sekuat tenaga demi terwujudnya islam yang kokoh. Bicara tentang kata “hidayah” adalah sebuah keniscayaan dalam rangka menyeru kepada kebaikan. 
     Ungkapan beberapa tokoh umat untuk menyemangati proses tarbiyah kita 
Imam Syafi'i mengingatkan: Siapa yang tidak belajar (ta'lim) pada masa mudanya maka takbirkanlah empat kali untuk kematiannya. Demi Allah, yang namanya pemuda adalah yang berilmu dan bertaqwa. Jika tidak ada keduanya maka jangan anggap dia itu ada. 
     Dalam risalah Hal Nahnu Qaumum 'Amaliyun Hasan Al-Banna mengatakan : Sesungguhnya tujuan pertama gerakan dakwah adalah mentarbiyah jiwa, memperbarui spirit, dan penguatan akhlak serta menumbuhkan peran pentingnya di tengah-tengah umat. Mereka meyakini bahwa itu adalah asas pertama yang harus dibangun untuk kebangkitan umat dan bangsa. 
     Sedangkan Yusuf Qardhawi mengungkapkan: Adapun tarbiyah adalah hal terpenting dan utama dalam gerakan dakwah, karena tarbiyah adalah asas perubahan, dan gelombang kebaikan serta perbaikan. Jika tida ada maka kehidupan yang islami atau merealisasikan undang-undang Islam hanyalah menjadi mimpi.    Musthofa Masyhur mengatakan: Pribadi muslim adalah pilar bagi keluarga, masyarakat, dan negaranya. Jika tarbiyahnya kuat maka kuat pula bangunannya tersebut. 
     Semoga ungkapan para ulama tersebut menjadi spirit tersendiri bagi kita untuk mengoptimalkan tarbiyah setelah menyadari bahwa kita adalah aset utama gerakan (rashidul harakah). Menjadi jalan dakwah dan bersama-sama menikmati keidahan Hidayah Allah bersama saudara-saudara semuslim di dunia tentunya sebuah kebahagian terbesar bagi kita semua. 
     Semoga kita senantiasa semangat dan istiqomah dalam jalan dakwah ini. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua , Aamiin. Insya Allah ^_^ 

Terima kasih sudah berkunjung :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar