Sabtu, 06 Desember 2014

PENGERTIAN,JENIS, DAN PENYEBAB HAWA NAFSU SERTA DALILNYA



Nafsu itu adalah keinginan manusia yang tersirat dalam akal pikirannya.
 “Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.” [QS Al-Maidah : 30]

Penyebab hawa nafsu semakin liar, buas & sangat sulit dikendalikan,
  • Lemahnya Iman kepada ALLAH, padahal ALLAH selalu MEMPERHATIKAN nya & lemahnya iman akan HARI PEMBALASAN di AKHIRAT kelak,
  • Jahiliyah, kurangnya pemahaman ILMU ALQUR’AN & AS SUNNAH,
  • Mind Set nya, “aku tidak bisa tenang kecuali terpuaskan seleraku”,
  • Menyia-nyiakan Kesempatan, “Kalaupun gue berdosa kan masih ada waktu untuk bertaubat”,
  • Terus menuruti hawa nafsu, maka nafsunyapun semakin jadi,
  • Pergaulannya sesama hedonis pengumbar nafsu juga, “all free and be free”,
  • Makan Minum dari yang haram, baik zatnya maupun cara mencarinya, masuk ke tubuh menjadi energi nafsu lagi,
  • Menjauh dari Ulama, orang sholeh & majlis kebaikan,
  • Tak ada Keinginan Kuat untuk Hijrah, maka jadilah seperti Hewan,


Firman Allah,  QS.7 Al-A’raf
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan [derajat]nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya [juga].
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami.
Maka ceritakanlah [kepada mereka] kisah-kisah itu agar mereka berfikir. (176)
|
Jenis-Jenis Nafsu Menurut Islam
Nafsu yang baik, yitu nafsu yang tidak bertentangan dengan hati nurani serta perintah-perintah dan larangan-larangan yang Allah tetapkan.
Nafsu yang buruk, yaitu nafsu yang hanya untuk memenuhi keinginan pikirannya saja, tanpa melibatkan hati nurani dan ketetapan Allah.
Nafsu yang BURUK
Nafsu Amarah
Nafsu yang berbangga apabila membuat sesuatu kemungkaran.
Mereka adalah dari golongan yang bermaksiat di mata dan di hatinya.
Mereka adalah golongan ahli neraka.
Firman Allah, QS.12 Yusuf :53
Dan aku tidak membebaskan diriku [dari kesalahan], karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Nafsu Lawamah
Nafsu yang menyadari apabila melakukan suatu kemungkaran.
Golongan ini beramal tetapi masih ada riya, hasut, dengki dan sebagainya.
Nafsu mereka tetap dilakukan walau mereka tahu itu salah.
Mereka adalah golongan ahli neraka.


Firman Allah, QS.75 Al-Qiyamah :1 -2
Aku bersumpah dengan hari kiamat, (1)
dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali [dirinya sendiri]. (2)
Nafsu Marhamah
Nafsu yang telah dapat membuang sifat tercela.
Walaupun begitu, mereka masih mengkritik diri sendiri.
Mereka adalah golongan ahli neraka.
Firman Allah,  QS.89 Al-Fajr :2 – 8
Dan malam yang sepuluh, (2)
Dan yang genap dan yang ganjil, (3)
Dan malam bila berlalu. (4)
Pada yang demikian itu terdapat sumpah [yang dapat diterima] oleh orang-orang yang berakal. (5)
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ’Aad?, (6)
[yaitu] penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, (7)
Yang belum pernah dibangun [suatu kota] seperti itu, di negeri-negeri lain, (8)

Nafsu yang BAIK
Nafsu Mutmainah
Nafsu yang lemah lembut.
Mereka mendapat ketenangan dan menghilangkan gelisah di jiwa.
Mereka adalah orang yang sholeh.
Golongan ini adalah dijamin surga.
Nafsu Raudiah
Nafsu yang berusaha untuk melatih diri untuk mencintai Allah sepenuhnya..
Mereka bergaul dengan orang banyak tetapi hatinya semata-mata hanya kepada Allah.
Mereka bisa juga disebut sebagai Wali Allah.
Nafsu Kamaliah
Nafsu yang sempurna, nafsu yang hanya dimiliki oleh para Nabi dan Rasul.
Nafsu Mardiah
Adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah.
Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah.
Adalah nafsu yang terbaik dan yang paling dicintai Allah.
Nafsu ini adalah nafsu yang paling di ridhai Allah.
Keridhaan tersebut terlihat pada anugrah yang diberikan-Nya berupa senantiasa berdzikir, ikhlas, mempunyai karomah, dan memperoleh kemuliaan, sementara kemuliaan yang diberikan Allah SWT itu bersifat universal,

Artinya jika Allah memuliakannya, siapa pun tidak akan bisa menghinakannya, demikian pula sebaliknya orang yang dihinakan oleh Allah SWT, siapa pun tidak bisa memuliakannya.

Sekian , terima kasih sudah berkunjung :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar